UNTUKMU, SERINGKALI AKU MELAWAN AKU.

8/09/2017

Apa kau pernah tahu saat dunia ini rasanya begitu sesak dan sempit seperti tidak ada tempat yang nyaman untuk ditempati?

Aku pernah tahu rasanya.

Perjalanan hati ini rasanya bergerak lamban melewati pertengahan 2015 hingga pertengahan 2016 lalu. Seperti tergambar jarak yang tidak pernah kita lampaui sebelumnya.
Rute yang tidak mudah bagi hatiku menyusuri tujuan hatimu.

Untuk pertama kalinya, aku menangis lemah meratapi kisah ini dibawah kendali cemburuku.

Sungguh aku mampu menahan gejolak rindu, tapi bukan percikan api cemburu
Rasanya hancur, sesak, sepi, hambar, galau.
Lantas aku menggebu ingin melukaimu! tapi secara bersamaan aku ingin memelukmu. Aku ingin berteriak murka dihadapanmu! tapi secara bersamaan aku ingin menangis runtuh di bahumu. Rasanya aku lelah ingin menyudahi hubungan ini tapi ikatan hatiku terlalu kuat menjerat. Asa ku terlepas, kecewa ini membekas, gurat tawaku hampir kandas, kepercayaan diriku terampas, kesetiaanku tak berbalas.
Mulutku terbata, mataku berkaca.
Ya. Aku mengaku kalah pada cemburu buta...

Tidak peduli aku lah yang terlalu berlebihan atau memang kamu benar pernah tersenyum, memuji, menemui, berjalan bersama, saling berbalas pesan singkat, atau bahkan meluangkan waktu berbicara lewat telepon dan memberikan perhatian khusus pada orang lain, rasa cemburu itu sama saja. Sakitnya begitu menyiksa dan terus membuatku ingin marah-marah dan marah lagi. Hatiku begitu sakit membayangkan kamu menikmati bersenang-senang bersama orang lain. Detak jantungku bertambah cepat ketika mengetahui ada orang lain yang lebih tahu sesuatu yang kamu sembunyikan dariku. Darah ini rasanya bergerak cepat ketika mendengar kamu mengagumi lebih seseorang yang bukan diriku.

Permainanmu justru mempermainkanku.

Pernahkah kamu bayangkan jika kita bertukar tempat? Apakah kamu bisa menerima jika aku bertingkah seperti apa yang saat ini sedang kamu perlakukan padaku?

Aku tahu kamu pun pernah mencicipi rasanya.
Sungguh aku menyesalinya.

Jika kamu bilang aku "hanya" cemburu, sebaiknya kamu mulai mengingat sesaknya cemburu tidak mengenal jenis perlakuannya apa, itu semua sama menyisakan pahit, kecewa dan segala rasa sakit yang menghantam dada hingga rasanya ingin mengepalkan tinju di kepala.

Dan yang terburuk, kita berdua masih ingat betul rasanya.


Bahkan setelah mampu melewati semua ini, bila kita masih saling mematahkan hati satu sama lain, maka baca sekali lagi pesan ini : "Hati ini bahkan sudah mematahkan dirinya berkali-kali hanya untuk bisa bersatu".

You May Also Like

0 komentar