KEPINGAN MEMORI

2/18/2014

Tahukah kamu aku masih ingat?

Aku ingat ketika mereka bilang kamu begitu antusias menanti kehadiranku
Aku ingat ketika mereka bilang kamu dan ayahku berada di titik tersulit ketika aku datang
Aku ingat ketika mereka bilang kamu lebih mirip dengan adikku dibandingkan aku

Aku masih ingat.

Aku ingat ketika kamu menyanyi "kuku-kaki-kakaku-kaku-kaku" setiap kali aku tidak mau menggunting kuku kaki
Aku ingat ketika kamu hati-hati menggunting kuku kakiku tengah malam tanpa membuatku terbangun
Aku masih ingat ketika kamu bilang orang yang jarang mandi itu temannya "boso si sapi yang bau"

Aku masih ingat.

Aku ingat ketika aku diam-diam "mewarnai" karpet bergambar kebun binatang dengan krayon ungu
Aku ingat ketika aku melompat untuk menutupi bibirmu agar tidak mengadu pada ayahku
Aku ingat ketika aku dimarahi ayahku karena tidak sengaja memukul wajahmu saat berusaha menggapai bibirmu

Aku ingat mukena pink kecil bermotif bunga darimu, hadiah mukena lebaran pertamaku saat aku mulai belajar puasa
Aku ingat dompet kecil bergambar badut darimu, supaya aku belajar menabung
Aku ingat dress hitam blazer kotak-kotak berlogo mickey mouse kesayanganku yang selalu kamu rawat apik

Aku masih ingat.

Aku ingat ketika kamu tersenyum ramah kepada tetangga tepat jam 12 siang saat membeli sayuran
Aku ingat ketika kamu membonceng berkeliling kali ciliwung setelah menjemputku sepulang sekolah
Aku ingat ketika kamu memberiku satu edisi majalah "bobo" terbaru setiap kali aku mau tidur siang

Aku ingat kebiasaanmu membuatkan "mie pizza" panas lezat dengan saus tomat setiap sore
Aku ingat kebiasaanmu mengajari memakai jilbab dengan label sign merk wajib dibelakang
Aku ingat kebiasaanmu menyuruh minum air hangat setelah makan ice cream

Aku masih ingat.

Aku ingat ketika kamu "memperkenalkan" aku dan adikku dengan janin yang ada di rahimmu
Aku ingat ketika kamu melahirkan seorang anak laki-laki berwajah oval sebagai "adik baru"-ku
Aku ingat ketika kamu sering kurang tidur karena anak bungsumu selalu memaksamu begadang dengan tangisan rewelnya setiap malam

Aku ingat ketika kamu mengingat terakhir kali melihat rupa anak bungsumu saat usianya menginjak 3 bulan
Aku ingat ketika kamu menangis meminta maaf padanya karena kini jarang bisa menggendongnya
Aku ingat ketika kamu menyanyikan lagu ulang tahun untuknya untuk yang pertama dan terakhir kalinya

Aku masih ingat.

Aku ingat ketika tubuhmu menjadi sering terjatuh disela-sela sujudmu sambil meneteskan airmata
Aku ingat ketika kondisi fisikmu yang sedikit demi sedikit rapuh harus selalu diberi beragam obat secara teratur
Aku ingat ketika penglihatanmu juga turut digerogoti penyakit itu dari dalam

Aku ingat ketika sepulang sekolah melihatmu memakai celana terbalik
Aku ingat ketika kamu tertawa ringan sambil berkata "aduh mama tadi pakai celana sendiri jadi ga liat"
Aku ingat ketika aku hampir menangis melihat kondisimu yang semakin parah

Aku ingat ketika kamu terantuk dinding saat berusaha keluar kamar tanpa ada yang menuntun
Aku ingat ketika kamu berkata "sheila jangan sering berantem ya sama adik-adik, harus selalu saling menjaga"
Aku ingat ketika kamu malam itu menangis meminta maaf kepada seluruh keluarga


Aku bahkan masih ingat,
pernah kamu berkata "seperti berada disebuah tempat dengan beberapa pohon kelapa menjulang dan sungai mengalir"

*****

Seharusnya kamu tahu aku masih ingat!

Aku ingat raut wajahmu diam saat kau tenang
Aku ingat raut wajahmu diam saat kau sedang serius
Aku ingat raut wajahmu diam bahkan saat kau marah

Aku masih ingat

Aku ingat desah nafas khasmu setelah meneguk teh hangat
Aku ingat kamu gemar mencampurkan semangka sebagai lauk makan siangmu
Aku ingat roti bantal dicelup air sirup kesukaanmu

Aku ingat caramu menopang dagu saat menonton tv
Aku ingat tatapanmu syahdu setiap memperhatikan satu persatu 12 orang cucumu
Aku ingat kamu selalu berkata "nah tuh bilangin nenekmu" setiap kali istrimu menggerutu

Aku masih ingat


Aku ingat genggaman hangat telapan tanganmu yang lebar meraih jari kecilku
Aku ingat jemarimu kerap bergesekan dengan ibu jariku setiap menuntunku menyebrang jalan
Aku ingat telapak tangan itu juga yang kau angkat saat kau marah


Aku ingat kamu sering memintaku menghitung lembaran rupiah di tas kopermu
Aku ingat kepingan logam seribu rupiah yang sering kamu bagikan untuk ku tabung
Aku ingat selembar 50ribu, 20ribu, 10ribu, 5ribu, 2ribu, dan selembar seribu, setiap lebaran

Aku masih ingat

Aku ingat kamu sering mengirimiku pesan singkat untuk menanyai kabar
Aku ingat kamu sering mengirimiku pesan singkat untuk mengucapkan selamat ulang tahun
Aku ingat kamu sering mengirimiku pesan singkat untuk menyemangatiku saat ujian

Aku ingat kamu sering memintaku memijat tubuhmu yang renta
Aku ingat kamu sering memintaku memukul-mukul telapak kakimu dengan tangan terkepal
Aku ingat kamu sering memintaku mengupas buah-buah pir dan apel itu

Aku masih ingat

Aku ingat tangan keriput itu terangkat untuk memimpin doa syukur
Aku ingat tangan keriput itu yang setiap hari kucium saat bersalaman
Aku ingat tangan keriput itu juga yang telah berkali-kali diterobos jarum infus

Aku ingat saat masih bisa mendengar suara berat yang lemah setiap kamu mengerang kesakitan
Aku ingat saat masih bisa mencium bau tubuhmu yang penuh keringat di bantal
Aku ingat saat masih bisa merasakan aroma obat menyeruak setiap kamu keluar dari kamar mandi

Aku ingat terakhir memandang wajah sayumu terbaring tanpa daya
Aku ingat terakhir bersandar dikakimu menahan tangis
Aku ingat terakhir memeluk tubuhmu yang hangat dan lemas

Aku masih ingat

Aku ingat mimpimu melihatku wisuda
Aku ingat mimpimu umroh sekeluarga
Aku ingat mimpimu hanya mimpi sederhana sebelum kau tutup usia


Dan aku masih sangat ingat,
pernah kamu berkata "cunda, mohon doanya agar kai bisa sehat seperti sedia kala"


*****
Sumber: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpMdzU4WJbSSPIyrCuvxnb1yfgFf56nAxfTSsios-jIWWzPHGpisZ5WKFygKQUPrCD9IG00AKTJP0qMEF3WkAd5gmGUmWxtWMyIB_HRysrNUdyMR5fQt5_d0htCWeFfsShwdT-bdUJdQE/s1600/552219_382955415097631_235480189_n.jpg

Aku hanya ingin kau juga ingat bahwa kini aku tersenyum ikhlas melihatmu terbebas dari kesakitanmu.

Teruntukmu sayang, di Surga...
Banjarmasin, 18 Februari 2014

You May Also Like

0 komentar